ITJ Berbagi Informasi Liberalisasi Islam di Perguruan Tinggi

ITJ Berbagi Informasi Liberalisasi Islam di Perguruan Tinggi khabarislam.wordpress.com. Hari Ahad, 28 September 2014 lalu, bertepatan dengan  perhelatan Bogor Islamic Book Fair 2014 di Masjid Raya Bogor, komunitas #IndonesiaTanpaJIL (ITJ) Chapter Bogor menggelar talkshow bertajuk “Liberalisasi Islam di Perguruan Tinggi”.

Pada talkshow tersebut menghadirkan tiga orang narasumber dari tiga kampus yang berbeda, dimoderatori oleh Akmal, M.Pd.I., Ketua Divisi Litbang ITJ Pusat.

Ahmad Firdaus, mahasiswa Sosiologi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), menceritakan pengalamannya berinteraksi dengan pemikiran liberal yang diajarkan oleh para dosen mata kuliah Filsafat Ilmu dan Agama Islam.

Di kampusnya juga sempat digelar seminar “LGBT dalam Perspektif Sosiologi” yang salah satu narasumbernya adalah penggiat Jaringan Islam Liberal (JIL), Guntur Romli.

“Begitu mengetahui bahwa narasumbernya adalah Guntur Romli, sebenarnya panitia sudah mewanti-wanti agar ia tidak membawa-bawa masalah agama. Sesuai judul seminar, semestinya yang dibahas memang perspektif sosiologi. Tapi pada kenyataannya, para narasumber yang kesemuanya pro-LGBT justru membawa-bawa dalil agama untuk membenarkan LGBT,” ujarnya pemuda yang biasa dipanggil Daus ini.

Ahmad Tombak Islam Al Ayyubi, S.Sos., yang tengah mengikuti kuliah S2 di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), menyampaikan situasi yang sangat berbeda di kampusnya.

“Sejak awal, UI adalah kampus sekuler. Meski demikian, gerakan dakwah dapat berkembang dengan nyaman di sini, tentunya bersaing dengan ideologi-ideologi seperti sosialisme dan liberalisme,” ungkapnya.

Pembicara ketiga, yaitu Zalqornaen Ramdhana Syahrial Gufron – atau biasa dipanggil Gufron – dari jurusan Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah, mengungkapkan sejumlah fakta memprihatinkan dari kampusnya.

“Di UIN Jakarta, LDK justru terpinggirkan. Setidaknya sudah dua kali kabel sound Masjid tempat kami beraktivitas dipotong oleh oknum yang tidak suka dengan aktivitas kami. Memang, di Masjid itu, kami sering menggelar kajian-kajian pemikiran yang tidak sejalan dengan Islam liberal,” ungkapnya.

Gufron juga mengungkapkan adanya forum-forum diskusi yang diikuti para mahasiswa UIN, sedangkan forum-forum tersebut sama sekali tidak mengindahkan aturan agama. Batasan antara laki-laki dan perempuan, misalnya, bisa dikatakan tidak ada. Selain itu, diskusi dihentikan bukan karena waktu shalat tiba, melainkan hanya jika ada yang minta waktu istirahat untuk shalat. Padahal, lokasi diskusinya tidak jauh dari masjid. Forum-forum semacam inilah yang menumbuhsuburkan pemikiran-pemikiran yang jauh dari Islam.

“ITJ Bogor memang selalu tampil dalam setiap acara Islamic Book Fair di Bogor. Alhamdulillaah, kali ini kami bisa menampilkan sesuatu yang baru dan mampu menyedot perhatian banyak pengunjung,” kata Hendra Maradona, Koordinator ITJ Chapter Bogor.

Hal lain yang menarik dari talkshow ini adalah bahwa ketiga narasumbernya merupakan peserta Sekolah Pemikiran Islam (SPI) yang belum genap sebulan diselenggarakan oleh ITJ.

“Inilah hasil konkret SPI. Kami berharap akan semakin banyak aktivis dakwah yang siap turun langsung ke lapangan menjelaskan bahaya pemikiran Islam liberal,” ungkap Akmal, yang juga merupakan salah seorang pengajar di SPI.

Tinggalkan komentar